Selasa, 20 Desember 2011

Fotografi Human Interest

Human Interest Photography
 
 
 Halo sobat, kali ini saya akan berbagi pengetahuan tentang fotografi Human Interest (HI). Walaupun saya masih pemula dalam hal foto-memfoto, namun saya akan coba berbagi dengan sobat sekalian terutama tentang fotografi yang berhubungan dengan dunia traveling. Apa itu Fotografi Human Interest? merupakan suatu seni fotografi yang mengedepankan manusia sebagai objek interest-ketertarikannya. Fotgrafi HI ini sangat diperlukan dalam sebuah traveling terutama untuk mengabadikan objek manusia ditempat yang kita kunjungi. Kan ngga asik kalo cuman motret landscape-nya saja. Nah, dalam traveling yang menjadi fokus utamanya adalah kegiatan manusia sehari-hari, kegiatan budaya, kondisi fisik, dll yang mencerminkan sesuatu yang khas dari tempat yang kita tuju. Misalnya kalau kita ke Yogyakarta, yang menjadi human interest kita adalah ciri-ciri manusia yang khas kota Yogyakarta, misalnya bapak-bapak memakai baju tradisional Jogja, ibu-ibu pake kemben, dll. Contohnya berikut ini :



Foto dari berbagai sumber

Foto Human Interest selain untuk menunjukan seperti apa orang-orang yang berada di tempat yang kita kunjungi juga bisa menunjukan kondisi sosial masyarakat setempat. Misalnya pengemis, kesenjangan sosial, wabah, dll. Seperti contoh berikut :




Foto dari berbagai sumber

Sebenarnya masih banyak jenis objek yang bisa didapat dari fotografi human interest selain yang telah saya sebutkan diatas, seperti acara budaya, mata pencaharian lokal, kebiasaan, adat-istiadat, dll. Intinya dalam fotografi human interest untuk traveling adalah sebisa mungkin objek yang ditangkap benar-benar berhubungan dengan lokasi tempat kita berada. Untuk jenisnya bebas, terserah, dan sesuka kita saja.

Ada beberapa tips dan trik dalam melakukan fotografi human interest dari saudara Iskandar Bakrie/Novriyadi, yaitu :

1. Siapkan lensa tele
Siapa sih, yang tak butuh berita?  Sudut pemotretan tukang ojeg sepeda di kawasan Kota Bios ini akan  menjadi lebih dramatis apabila sudut pengambilan agak sedikit lebih ke  bawah sehingga menghasilkan obyek sepeda ontel tua yang tegar  dari masa  lalu  [Foto: Novriyadi]Siapa sih, yang tak butuh berita? Sudut pemotretan tukang ojeg sepeda di kawasan Kota Bios ini akan menjadi lebih dramatis apabila sudut pengambilan agak sedikit lebih ke bawah sehingga menghasilkan obyek sepeda ontel tua yang tegar dari masa lalu [Foto: Novriyadi]
Biasanya para fotografer ketika hendak memotret human interest manusia dan aktivitasnya, kebanyakan pemotret menggunakan teknik candid atau cara memotret yang dilakukan dengan sembunyi-sembunyi sehingga objek tidak tahu jika dirinya sedang dipotret. Hal tersebut karena alasan untuk menghasilkan foto yang tampak baik dan menarik, spontan dan wajar.

Untuk itu, ada baiknya Anda menyiapkan lensa tele 80-200 mm atau 70-300 mm yang bisa dijadikan pilihan yang menarik untuk bisa digunakan saat kita hunting foto human interest. Akan tetapi bila memungkinkan menggunakan lebih dari satu buah kamera dengan tambahan lensa 28-85 mm, akan lebih baik. Sehingga dari hampir semua jarak dalam pemotretan, baik itu dekat, sedang dan jauh, dapat tercover semua bila diperlukan.

judul foto: Tidur di Vihara [Fto: Novriyadi]judul foto: Tidur di Vihara [Fto: Novriyadi]2. Lakukan pendekatan dengan objek foto.
Bagi Anda yang tidak membawa atau memiliki lensa tele, mungkin ada baiknya kita bisa melakukan pendekatan langsung dengan objek foto. Dengan melakukan pendekatan kepada objek, tentunya akan terasa lebih etis dan kita pun bisa lebih leluasa untuk mengatur pose, ataupun pencahayaannya.         


Cuma masalahnya, kelemahan dalam pendekatan ini foto yang dihasilkan akan terlihat kaku atau kurang dramatis. Nah untuk itu, si fotografer harus benar-benar piawai mengatasi keadaan, sehingga objek yang akan di foto seolah betul-betul tidak sedang berhadapan dengan kamera.



3. Gunakan ISO sesuai dengan keperluan
Judul Foto: Wo Ai Ni yang artinya  "I love you" [Foto: Novriyadi]Judul Foto: Wo Ai Ni yang artinya "I love you" [Foto: Novriyadi]
Biasanya untuk memotret human interest, menggunakansudah cukup memadai untuk menangkap aktivitas kegiatan manusia baik pagi, siang hingga sore hari di luar ruangan. Akan tetapi bila aktivitas manusia itu sangat berhubungan erat dengan gerak yang cepat, maka diperlukan ISO yang tinggi misalnya ISO 400. Tujuannya tak lain agar gambar atau peristiwanya dapat terekam dengan baik dan tidak goyang.

4. Gunakan angle (sudut pengambilan foto) yang terbaik
Ketika hendak memotret, gunakan sudut pandang atau sudut pengambilan foto yang tepat dan baik guna menghasilkan sebuah foto yang enak untuk dipandang. Janganlah terburu-buru ketika menekan tombol shutter, karena dengan terburu nafsu untuk “menjepret” mungkin Anda akan melupan angle foto yang baik untuk memotret.

1 komentar:

  1. saya mahasiswa dari IT TELKOM SURABAYA


    Artikel yang menarik, bisa buat referensi ini .. terimakasih ya infonya

    BalasHapus